Serang - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak langsung terhadap kehidupan para nelayan. Betapa tidak, naiknya BBM membuat biaya operasional para nelayan meningkat drastis. Sementara penghasilan mereka justru tidak mengalami peningkatan. Alhasil, nelayan pun hanya dapat "menjerit" lantaran selalu merugi.
“Kami melaut membutuhkan bahan bakar solar untuk kapal. Ketika harga BBM dinaikkan oleh pemerintah maka dampak yang timbul harga solar di tingkat eceran mengalami kenaikan lagi. Saat ini harga solar di tingkat pengecer sudah mencapai Rp 7.500 per liter. Sekali melaut kami membutuhkan solar sebanyak 10 liter. Jadi kalau dihitung-hitung kami akan selalu merugi,” ujar Udin, salah seorang nelayan di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (23/6).
Udin mengungkapkan, untuk sekali melaut biaya yang dibutuhkan untuk operasional sebanyak Rp 150 ribu. Biaya tersebut terdiri atas bahan bakar solar 10 liter, dan selebihnya perbekalan lain untuk kebutuhan selama melaut sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.
“Hasil yang kami peroleh dari melaut tidak menentu. Terkadang hanya mendapat Rp 50 ribu. Terkadang mendapat Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Penghasilan sebanyak itu hanya untuk menutup biaya operasional saja dan istri dan anak-anak di rumah tidak mendapat bagian dari hasil melaut tersebut,” katanya.
Hal senada diungkapkan nelayan lainnya, Samani bahwa kebutuhan utama para nelayan ketika melaut adalah bahan bakar solar. Sebab, bahan bakar untuk semua kapal nelayan menggunakan solar.
“Ketika harga solar masih Rp 4.500 per liter, harga di eceran mencapai Rp 6.000 per liter. Saat ini harga solar di SPBU Rp 6.000 per liter. Sementara di eceran Rp 7.500 per liter. Kami tidak bisa mengisi di SPBU resmi karena letaknya terlalu jauh dari Lontar. Jadi setiap hari kami membeli solar di penjual eceran,” jelas Samani.
Menurut Samani, jika pemerintah berpihak terhadap nasib para nelayan, bangunlah SPBU di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk memenuhi kebutuhan nelayan. “Untuk Desa Lontar, jumlah perahu nelayan mencapai 600 unit. Kebutuhan solar per hari mencapai 6.000 liter,” jelasnya.
“Kami melaut membutuhkan bahan bakar solar untuk kapal. Ketika harga BBM dinaikkan oleh pemerintah maka dampak yang timbul harga solar di tingkat eceran mengalami kenaikan lagi. Saat ini harga solar di tingkat pengecer sudah mencapai Rp 7.500 per liter. Sekali melaut kami membutuhkan solar sebanyak 10 liter. Jadi kalau dihitung-hitung kami akan selalu merugi,” ujar Udin, salah seorang nelayan di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (23/6).
Udin mengungkapkan, untuk sekali melaut biaya yang dibutuhkan untuk operasional sebanyak Rp 150 ribu. Biaya tersebut terdiri atas bahan bakar solar 10 liter, dan selebihnya perbekalan lain untuk kebutuhan selama melaut sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.
“Hasil yang kami peroleh dari melaut tidak menentu. Terkadang hanya mendapat Rp 50 ribu. Terkadang mendapat Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Penghasilan sebanyak itu hanya untuk menutup biaya operasional saja dan istri dan anak-anak di rumah tidak mendapat bagian dari hasil melaut tersebut,” katanya.
Hal senada diungkapkan nelayan lainnya, Samani bahwa kebutuhan utama para nelayan ketika melaut adalah bahan bakar solar. Sebab, bahan bakar untuk semua kapal nelayan menggunakan solar.
“Ketika harga solar masih Rp 4.500 per liter, harga di eceran mencapai Rp 6.000 per liter. Saat ini harga solar di SPBU Rp 6.000 per liter. Sementara di eceran Rp 7.500 per liter. Kami tidak bisa mengisi di SPBU resmi karena letaknya terlalu jauh dari Lontar. Jadi setiap hari kami membeli solar di penjual eceran,” jelas Samani.
Menurut Samani, jika pemerintah berpihak terhadap nasib para nelayan, bangunlah SPBU di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk memenuhi kebutuhan nelayan. “Untuk Desa Lontar, jumlah perahu nelayan mencapai 600 unit. Kebutuhan solar per hari mencapai 6.000 liter,” jelasnya.
sumber :beritasatu.com
0 Response to "BBM Naik, Nelayan di Serang "Menjerit""
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"