SERANG,.- Zakat profesi dari guru SD di Kabupaten Serang masih rendah. Itu diduga karena masih kurangnya kesadaran pembayaran zakat profesi.
Hal itu terungkap saat Komisi I DPRD Kabupaten Serang berdiskusi dengan Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kabupaten Serang, Kamis (12/9).
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Serang Abdul Muhyi mengatakan, saat ini Kabupaten Serang sudah memiliki Perda tentang Zakat sejak 2002. Sedangkan, target zakat di Bazda Kabupaten Serang juga terus meningkat dari Rp3 miliar ditargetkan hingga Rp5 miliar.
“Itu sudah bagus. Namun, jika dilihat dari potensi yang ada, masih belum maksimal, karena masih ada yang belum menyalurakn zakatnya melalui Bazda. Bahkan PNS Pemkab Serang juga masih belum semua menyalurkan zakat profesinya ke Bazda, salah satunya di Dinas Pendidikan, terutama para guru SD,” katanya.
Muhyi mengatakan, pihaknya juga ingin ada upaya dari pemkab untuk meningkatkan kesadaran para guru SD tersebut dalam membayarkan zakat profesi.
Terkait pembayaran zakat tersebut, menurut Muhyi, juga berlaku untuk anggota DPRD. “Saya buat pernyataannya, DPRD dipotong Rp100.000 per bulan. Itu sesuai saran Bazda,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Bazda Kabupaten Serang Wardi Muslich mengungkapkan, sebagian pegawai SKPD sudah membayar zakat melalui Bazda. Ia mencontohkan, pendapatan zakat dari Dinas Pendidikan pada tahun ini mencapai Rp50 juta.
Terkait pembayaran zakat profesi dari guru SD, menurut Wardi, pihaknya sudah sosilisasi ke UPTD Pendidikan. “Kami sudah menyampaikan imbauan dari bupati,” katanya.
Menurut Wardi, zakat perusahaan juga belum masuk ke Bazda, padahal potensinya tinggi. “Perusahaan itu sampai sekarang belum tergarap, padahal kalau tergarap bisa mencapai Rp10 miliar per tahun,” katanya.[kabarbanten]
Hal itu terungkap saat Komisi I DPRD Kabupaten Serang berdiskusi dengan Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kabupaten Serang, Kamis (12/9).
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Serang Abdul Muhyi mengatakan, saat ini Kabupaten Serang sudah memiliki Perda tentang Zakat sejak 2002. Sedangkan, target zakat di Bazda Kabupaten Serang juga terus meningkat dari Rp3 miliar ditargetkan hingga Rp5 miliar.
“Itu sudah bagus. Namun, jika dilihat dari potensi yang ada, masih belum maksimal, karena masih ada yang belum menyalurakn zakatnya melalui Bazda. Bahkan PNS Pemkab Serang juga masih belum semua menyalurkan zakat profesinya ke Bazda, salah satunya di Dinas Pendidikan, terutama para guru SD,” katanya.
Muhyi mengatakan, pihaknya juga ingin ada upaya dari pemkab untuk meningkatkan kesadaran para guru SD tersebut dalam membayarkan zakat profesi.
Terkait pembayaran zakat tersebut, menurut Muhyi, juga berlaku untuk anggota DPRD. “Saya buat pernyataannya, DPRD dipotong Rp100.000 per bulan. Itu sesuai saran Bazda,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Bazda Kabupaten Serang Wardi Muslich mengungkapkan, sebagian pegawai SKPD sudah membayar zakat melalui Bazda. Ia mencontohkan, pendapatan zakat dari Dinas Pendidikan pada tahun ini mencapai Rp50 juta.
Terkait pembayaran zakat profesi dari guru SD, menurut Wardi, pihaknya sudah sosilisasi ke UPTD Pendidikan. “Kami sudah menyampaikan imbauan dari bupati,” katanya.
Menurut Wardi, zakat perusahaan juga belum masuk ke Bazda, padahal potensinya tinggi. “Perusahaan itu sampai sekarang belum tergarap, padahal kalau tergarap bisa mencapai Rp10 miliar per tahun,” katanya.[kabarbanten]
0 Response to "Abdul Muhyi : Zakat Profesi Guru SD diKabupaten Serang Masih Rendah"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"