Pemerintahan SBY-Boediono berhasil meningkatkan jumlah utang luar negeri secara signifikan. Hingga April 2013 ini secara keseluruhan total utang pemerintah mencapai angka sekitar Rp 2 ribu triliun.
"Pasca krisis moneter tahun 97-98 utang luar negeri pemerintah membengkak dalam jumlah besar. Sebelum krisis jumlah utang luar negeri pemerintah masih sekitar USD 53,8 milyar. Karena pemerintah terus menambah pembuataan utang baru jumlahnya membengkak sekitar USD 117.790 milyar," beber Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan dalam diskusi bertema 'Kebijakan Pro Asing + Utang SBY=Negara Bangkrut' di restoran Dapur Selera, Tebet Jakarta, Minggu (7/7).
Menurut Dani, jika ditambah dengan surat berharga negara (SBN), secara keseluruhan total utang pemerintah hingga April 2013 telah mencapai Rp 2.023,72 triliun atau rata-rata setiap penduduk Indonesia menanggung utang sekitar Rp 8,5 juta.
Bahkan, utang pemerintah di masa pemerintahan SBY mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 724,22 triliun dari akhir 2004, di mana jumlah utang pemerintah masih sekitar Rp 1.299.50 triliun. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda bahwa pemerintah akan mengurangi utang secara signifikan
"Utang pemerintah tidak hanya menimbulkan konsekuensi beban yang besar dalam anggaran negara. Juga telah meningkatkan dominasi modal asing dalam kegiatan ekonomi nasional" kata Dani.
Hal ini, lanjutnya, membuat pemerintah selalu menjadikan subsidi BBM sebagai kambing hitam. Maka sebenarnya melalui pembayaran utang pemerintah justru terus memberikan subsidi kepada pihak asing.
Parahnya, pemerintah masih mengklaim bahwa kondisi utang luar negeri Indonesia masih dalam batas aman. Namun, fakta menunjukkan sebaliknya.
"Hal ini jelas bertentangan dengan semangat kemandirian dan kedaulatan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Di mana seharusnya kekayaan nasional digunakan untuk memberi manfaat finansial dan ekonomi bagi seluruh rakyat," jelasnya.
"Pasca krisis moneter tahun 97-98 utang luar negeri pemerintah membengkak dalam jumlah besar. Sebelum krisis jumlah utang luar negeri pemerintah masih sekitar USD 53,8 milyar. Karena pemerintah terus menambah pembuataan utang baru jumlahnya membengkak sekitar USD 117.790 milyar," beber Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan dalam diskusi bertema 'Kebijakan Pro Asing + Utang SBY=Negara Bangkrut' di restoran Dapur Selera, Tebet Jakarta, Minggu (7/7).
Menurut Dani, jika ditambah dengan surat berharga negara (SBN), secara keseluruhan total utang pemerintah hingga April 2013 telah mencapai Rp 2.023,72 triliun atau rata-rata setiap penduduk Indonesia menanggung utang sekitar Rp 8,5 juta.
Bahkan, utang pemerintah di masa pemerintahan SBY mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 724,22 triliun dari akhir 2004, di mana jumlah utang pemerintah masih sekitar Rp 1.299.50 triliun. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda bahwa pemerintah akan mengurangi utang secara signifikan
"Utang pemerintah tidak hanya menimbulkan konsekuensi beban yang besar dalam anggaran negara. Juga telah meningkatkan dominasi modal asing dalam kegiatan ekonomi nasional" kata Dani.
Hal ini, lanjutnya, membuat pemerintah selalu menjadikan subsidi BBM sebagai kambing hitam. Maka sebenarnya melalui pembayaran utang pemerintah justru terus memberikan subsidi kepada pihak asing.
Parahnya, pemerintah masih mengklaim bahwa kondisi utang luar negeri Indonesia masih dalam batas aman. Namun, fakta menunjukkan sebaliknya.
"Hal ini jelas bertentangan dengan semangat kemandirian dan kedaulatan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Di mana seharusnya kekayaan nasional digunakan untuk memberi manfaat finansial dan ekonomi bagi seluruh rakyat," jelasnya.
sumber : rmol.com
0 Response to "Pemerintahan SBY Sukses Tingkatkan Utang Luar Negeri "
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"