Miris, di Serang Banyak Warga Miskin Tak Dapat BLSM

SAAT warga miskin antre untuk mendapatkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), Marni (55) harus puas hanya menjadi pentoton, Rabu (26/6). Padahal, ibu lima anak yang lebih akrab dengan panggilan Bibi Bacang karena sehari-hari keliling berjualan bacang dan gorengan di Pasar Rau Kota Serang ini, termasuk penerima bantuan langsung tunai (BLT).
Bibi Bacang tinggal di sebuah rumah kecil di RT 02 RW 06 Kampung Calincing, Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Di rumah berdinding papan beralaskan bambu dengan atap welit berukuran 3x5 meterpersegi itu, Bibi Bacang hanya tinggal bersama suami, Parno (75) dan seorang anaknya yang sudah remaja.
"Dulu mah saat pembagian BLT dapat, tidak tahu sekarang kenapa tidak kebagian. Ya, saya mah pasrah saja," kata Marni, ditemui di rumahnya, Rabu (26/6).
Sehari-hari, Marni berjualan bacang dan gorengan untuk sekadar kebutuhan sehari-hari. Aktivitasnya dimulai dengan mengolah bahan baku pukul 21.00 WIB, keesokan harinya sekitar pukul 04.00 WIB dirinya berangkat menumpang angkot ke Pasar Rau, dan pulang sekitar pukul 12.00 WIB. Sementara suaminya hanya sebagai tukang rongsokan, mencari paku-paku dan besi-besi bekas.
"Paling sehari dapat untung Rp10.000 sampai Rp15.000. Itu belum untuk ongkos angkot. Apalagi. sekarang ongkosnya naik juga. Kalau suami paling dapat Rp4.000 sampai Rp10.000 sehari," katanya.
Bi Marni mengaku, sejak harga BBM naik, dirinya tidak menaikkan harga bacang karena khawatir kehilangan pembeli. "Bacang tetap harganya Rp2.500 per buah," ujarnya.
Bi Marni tak bisa ikut antre BLSM karena tidak memiliki kartu perlindungan sosial (KPS). Padahal, dirinya terdata sebagai penerima BLT dan raskin karena tergolong warga miskin di kampungnya. Oleh karena itu, ketua RT setempat tidak terima dengan kondisi itu dan mempertanyakannya kepada aparat kelurahan.
Tidak hanya Marni di RT 02 yang menjadi penonton dalam pembagian BLSM. Ada tujuh warga miskin lainnya yang senasib dengan Marni yaitu Saniah, Sari, Sari, Kisem, Kanah, Sanam, dan Jiman. Sementara dua warga yang menerima BLSM yaitu Adung dan Karsidi
Delapan warga
Ketua RT 02 RW 06, Ujang HS, mengatakan, Marni adalah satu dari delapan warga RT 02 RW 06 yang bernasib serupa. Total warga miskin yang seharusnya berhak menerima BLSM ada 10 orang. Namun, hanya dua orang yang ternyata mendapatkan jatah.
"Patokannya saat pemberian BLT dulu, di sini ada 10 orang. AKan tetapi, kenapa yang dapat cuma dua orang. Lainnya tidak dapat. Saya juga bingung," ujarnya, seraya menambahkan, enam orang di antaranya berstatus janda.
Ujang mengaku, tidak mengerti dengan sistem pendataan penerimaan BLSM. Sebelumnya, tidak ada sosialisasi masalah pembagiannya sehingga dirinya mempertanyakan hal tersebut ke kelurahan.
"Ini tahu-tahu ada pembagian BLSM. Ada dari kantor pos itu datang ke kelurahan mengatakan, data penerima BLSM dari pusat statistik. Ini saya juga bingung, harusnya kan ya patokannya lihat dari data penerima BLT yang dulu," ujarnya.
Setelah menanyakan hal tersebut ke pihak kelurahan, diinformasikan akan ada sistem pengajuan bagi para warga miskin yang tidak kebagian BLSM.
 "Tadi saya ke kelurahan, dijelaskan juga katanya sih nanti ada pengajuan ulang. Akan tetapi, ketentuan dan teknisnya seperti apa saya tidak tahu," katanya.



sumber : kabarbanten.com

0 Response to "Miris, di Serang Banyak Warga Miskin Tak Dapat BLSM "

Posting Komentar

Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...