JAKARTA, – Sesuai informasi yang diterima pesatnews.com, kabarnya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan diputuskan dan diumumkan pada Jumat 22 Juni 2013. Harga premium menjadi Rp6.500 per liter, sedangkan solar Rp5.500 per liter.
Menurutnya, Rabu (19/6/2013) pada pukul 10.00 - 12.00 WIB telah dilakukan rapat koordinasi (rakor) antara Kementerian ESDM, PT. Pertamina dan DPP Hiswana Migas bahwa telah ditetapkan harga Premium Rp6.500 per liter dan Solar Rp. 5500 per liter, untuk semua SPBU tanpa kecuali harus buka 24 jam pada hari Jum'at tanggal 21 Juni 2013, dan dilarang melayani jerigen karena akan diumumkan kenaikan harga oleh Menteri ESDM pada pukul 23.00 WIB untuk kemudian diberlakukan harga baru pada hari Sabtu 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB.
Sementara itu diperoleh informasi pula, bahwa Presiden SBY telah menandatangani APBN-P 2013 (kenaikan harga BBM), pada saat bersamaan Wakil Presiden Boediono bertemu dengan CEO dan Chairman Chevron.
“Diduga, pertemuan tersebut berkaitan dengan kasus biomediasi Chevron yang amat sangat dipaksakan oleh Kejaksaan Agung,” ujar sumber pesatnews.com, Rabu (19/6).
Ia sangat menyesalkandengan kenaikan harga BBM ini akan semakin mencekik rakyat, khususnya puluhan juta rakyat miskin. “Kenaikan BBM sudah didahului dengan kenaikan harga. Jadi, dengan diumumkannya kenaikan BBM sekarang, harga akan naik lagi untuk kedua kalinya sejak wacana kenaikan BBM,” bebernya.
“Ini konsekuensi logis. Mana ada pedagang yang mau rugi, dan ini adalah opportunity untuk lebih menambah keuntungan. Siapa yang dirugikan, tentunya rakyat banyak. Akal-akalan di APBN-P juga perlu dicermati, karena subsidi energy kok malah bertambah,” tambahnya.
Dan satu hal lagi, lanjutnya, sangat menyesakkan kita smeua kenapa lumpur Lapindo menjadi tanggung jawab pembayar pajak, bukan perusahaan yang melakukan pengeboran.
Lebih jauh lagi, menurut dia, kalau mau jujur Kementerian ESDM harus berani mengakui bahwa mereka tidka bias mengetahui secara pasti berapa banyak mineral yang diambil dari bumi Indonesia ini. “Freeport ternyata bukan hanya meng’ekspor’ emas atau tembaga tetapi juga batubara. Aneh tapi nyata dan apa tindakan dari pemerintahyang ada hanya tutup mata,” ungkapnya pula.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa lebih 40 perusahaan asing sudah memegang izin prinsip pendirian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Masing-masing perusahaan memiliki hak mendirikan 20.000 SPBU.
“Itu artinya, sejumlah 800.000 SPBU milik asing akan menguasai Indonesia. Bayangkan, nantinya seluruh kebutuhan minyak harus dibeli di perusahaan asing dan asing akan menguasai seluruh produksi Indonesia dari hulu ke hilir, termasuk warung-warung," kata pengamat ekonomi UGM Yogyakarta, Revrisond Baswir.
Jadi, tegas dia, kenaikan harga BBM di Indonesia, didukung atau ditolak, juga merupakan pertarungan antarkelompok kapitalis asing di Indonesia. "Ini pertarungan kapitalis pertambangan dan indsutri otomotif," bebernya.
Dikatakan, bebas subsidi BBM artinya bangsa Indonesia dipaksa konversi ke BBM produk asing pertamax. “Maka, SPBU milik Cevron, Shell, Petronas akan merajalela di negeri ini. Dari sini terlihat jelas, jika harga BBM dinaikkan, siapa yang dirugikan dan siapa sebaliknya yang diuntungkan,” ungkapnya pula.
Ia menambahkan, semua pihak yang berpendapat pro maupun kontra, mewakili kapital industri. “Perusahaan otomotif jelas dirugikan. Namun calon pemilik SPBU asing, akan sangat diuntungkan, apalagi Wapres Boediono sudah menetapkan bahwa tahun 2015, Indonesia harus bebas subsidi BBM,” katanya.
Menurutnya, Rabu (19/6/2013) pada pukul 10.00 - 12.00 WIB telah dilakukan rapat koordinasi (rakor) antara Kementerian ESDM, PT. Pertamina dan DPP Hiswana Migas bahwa telah ditetapkan harga Premium Rp6.500 per liter dan Solar Rp. 5500 per liter, untuk semua SPBU tanpa kecuali harus buka 24 jam pada hari Jum'at tanggal 21 Juni 2013, dan dilarang melayani jerigen karena akan diumumkan kenaikan harga oleh Menteri ESDM pada pukul 23.00 WIB untuk kemudian diberlakukan harga baru pada hari Sabtu 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB.
Sementara itu diperoleh informasi pula, bahwa Presiden SBY telah menandatangani APBN-P 2013 (kenaikan harga BBM), pada saat bersamaan Wakil Presiden Boediono bertemu dengan CEO dan Chairman Chevron.
“Diduga, pertemuan tersebut berkaitan dengan kasus biomediasi Chevron yang amat sangat dipaksakan oleh Kejaksaan Agung,” ujar sumber pesatnews.com, Rabu (19/6).
Ia sangat menyesalkandengan kenaikan harga BBM ini akan semakin mencekik rakyat, khususnya puluhan juta rakyat miskin. “Kenaikan BBM sudah didahului dengan kenaikan harga. Jadi, dengan diumumkannya kenaikan BBM sekarang, harga akan naik lagi untuk kedua kalinya sejak wacana kenaikan BBM,” bebernya.
“Ini konsekuensi logis. Mana ada pedagang yang mau rugi, dan ini adalah opportunity untuk lebih menambah keuntungan. Siapa yang dirugikan, tentunya rakyat banyak. Akal-akalan di APBN-P juga perlu dicermati, karena subsidi energy kok malah bertambah,” tambahnya.
Dan satu hal lagi, lanjutnya, sangat menyesakkan kita smeua kenapa lumpur Lapindo menjadi tanggung jawab pembayar pajak, bukan perusahaan yang melakukan pengeboran.
Lebih jauh lagi, menurut dia, kalau mau jujur Kementerian ESDM harus berani mengakui bahwa mereka tidka bias mengetahui secara pasti berapa banyak mineral yang diambil dari bumi Indonesia ini. “Freeport ternyata bukan hanya meng’ekspor’ emas atau tembaga tetapi juga batubara. Aneh tapi nyata dan apa tindakan dari pemerintahyang ada hanya tutup mata,” ungkapnya pula.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa lebih 40 perusahaan asing sudah memegang izin prinsip pendirian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Masing-masing perusahaan memiliki hak mendirikan 20.000 SPBU.
“Itu artinya, sejumlah 800.000 SPBU milik asing akan menguasai Indonesia. Bayangkan, nantinya seluruh kebutuhan minyak harus dibeli di perusahaan asing dan asing akan menguasai seluruh produksi Indonesia dari hulu ke hilir, termasuk warung-warung," kata pengamat ekonomi UGM Yogyakarta, Revrisond Baswir.
Jadi, tegas dia, kenaikan harga BBM di Indonesia, didukung atau ditolak, juga merupakan pertarungan antarkelompok kapitalis asing di Indonesia. "Ini pertarungan kapitalis pertambangan dan indsutri otomotif," bebernya.
Dikatakan, bebas subsidi BBM artinya bangsa Indonesia dipaksa konversi ke BBM produk asing pertamax. “Maka, SPBU milik Cevron, Shell, Petronas akan merajalela di negeri ini. Dari sini terlihat jelas, jika harga BBM dinaikkan, siapa yang dirugikan dan siapa sebaliknya yang diuntungkan,” ungkapnya pula.
Ia menambahkan, semua pihak yang berpendapat pro maupun kontra, mewakili kapital industri. “Perusahaan otomotif jelas dirugikan. Namun calon pemilik SPBU asing, akan sangat diuntungkan, apalagi Wapres Boediono sudah menetapkan bahwa tahun 2015, Indonesia harus bebas subsidi BBM,” katanya.
Sumber : www.pesatnews.com
0 Response to "Duh : BBM Naik, Utang Melilit, Rakyat Tercekik"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"