1.
Apabila terjadi fitnah atau telah berubah keadaan, hendaklah kita tetap
tenang, lemah lembut dan santun serta tidak terburu-buru. Rasulullah
SAW bersabda "Sesungguhnya kelemah lembutan itu apabila ada pada sesuatu
pasti menghiasinya dan apabila dicabut dari sesuatu pasti menjadikannya
buruk" (Hadis Sahih). Rasulullah SAW bersabda kepada salah seorang
sahabatnya "Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang disukai Allah
SWT dan Rasul-Nya yaitu Sifat santun dan tenang (tidak terburu-buru)"
(Hadis Sahih)
2. Jangan mengambil suatu keputusan tentang fitnah yang terjadi kecuali setelah benar-benar memahaminya dan mandapatkan gambaran yang lengkap dan jelas. Allah SWT berfirman "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" (QS. Al-Israa: 36)
3. Hendaklah kita tetap megedepankan sikap sportif, kejujuran dan keadilan dalam segala sesuatu. Allah SWT berfirman "Dan apabila kamu berkata maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu)" (QS. Al-An?aam: 152). Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT menjadi saksi dengan adil Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa Dan bertakwalah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al-Maidah: 8)
4. Tetap menjaga persatuan kaum muslimin dan jangan berpecah belah. Allah SWT berfirman "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah SWT mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah SWT, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah SWT menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk" (QS. Ali Imraan: 103). Rasulullah SAW bersabda "Hendaklah kamu bersatu dan hati-hatilah dari perpecahan (Hadis Sahih)
5. Semua yang terjadi dalam fitnah tersebut hendaklah kita timbang dengan timbangan syar'i yang benar. Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Quran) dan Rasulullah SAW (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. AN-Nisaa: 59)
6. Hendaklah kita waspada dan berhati-hati ketika berbicara dan berbuat berkaitan dengan fitnah yang terjadi. Sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata "Aku menghafal dari Rasulullah SAW dua wadah, yang satu telah aku sebarkan dan yang lainnya apabila akau sebarkan pasti leher ini dipenggal" (Riwayat Bukhari). Berkata sahabat Ibnu Mas'ud Radhiallahu Anhu "Tiadalah engkau berbicara dengan suatu kaum yang belum sampai akalnya melainkan pasti (pembicaraanmu) menjadi fitnah bagi sebagian mereka.? (Riwayat Muslim)
7. Kita tetap berwala (loyal, berpihak dan setia) kepada sesama muslim terutama adalah kepada para ulama. Allah SWT berfirman "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. At-Taubah: 71)
8. Hati-hati daripada berwala kepada orang-orang kafir, Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (QS. Al-Maaidah: 51)
9. Tidak memastikan atau mengalamatkan hadis-hadis tentang fitnah kepada kejadian atau orang-orang tertentu. Bukan termasuk manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah mengalamatkan hadis-hadis tentang fitnah kepada suatu kejadian atau kelompok atau orang-orang tertentu, yang benar adalah kita mempercayai, waspada dan selalu berhati-hati dari segala macam fitnah yang telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW
2. Jangan mengambil suatu keputusan tentang fitnah yang terjadi kecuali setelah benar-benar memahaminya dan mandapatkan gambaran yang lengkap dan jelas. Allah SWT berfirman "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" (QS. Al-Israa: 36)
3. Hendaklah kita tetap megedepankan sikap sportif, kejujuran dan keadilan dalam segala sesuatu. Allah SWT berfirman "Dan apabila kamu berkata maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu)" (QS. Al-An?aam: 152). Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT menjadi saksi dengan adil Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa Dan bertakwalah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. Al-Maidah: 8)
4. Tetap menjaga persatuan kaum muslimin dan jangan berpecah belah. Allah SWT berfirman "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah SWT mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah SWT, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah SWT menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah SWT menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk" (QS. Ali Imraan: 103). Rasulullah SAW bersabda "Hendaklah kamu bersatu dan hati-hatilah dari perpecahan (Hadis Sahih)
5. Semua yang terjadi dalam fitnah tersebut hendaklah kita timbang dengan timbangan syar'i yang benar. Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Quran) dan Rasulullah SAW (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. AN-Nisaa: 59)
6. Hendaklah kita waspada dan berhati-hati ketika berbicara dan berbuat berkaitan dengan fitnah yang terjadi. Sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata "Aku menghafal dari Rasulullah SAW dua wadah, yang satu telah aku sebarkan dan yang lainnya apabila akau sebarkan pasti leher ini dipenggal" (Riwayat Bukhari). Berkata sahabat Ibnu Mas'ud Radhiallahu Anhu "Tiadalah engkau berbicara dengan suatu kaum yang belum sampai akalnya melainkan pasti (pembicaraanmu) menjadi fitnah bagi sebagian mereka.? (Riwayat Muslim)
7. Kita tetap berwala (loyal, berpihak dan setia) kepada sesama muslim terutama adalah kepada para ulama. Allah SWT berfirman "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. At-Taubah: 71)
8. Hati-hati daripada berwala kepada orang-orang kafir, Allah SWT berfirman "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (QS. Al-Maaidah: 51)
9. Tidak memastikan atau mengalamatkan hadis-hadis tentang fitnah kepada kejadian atau orang-orang tertentu. Bukan termasuk manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah mengalamatkan hadis-hadis tentang fitnah kepada suatu kejadian atau kelompok atau orang-orang tertentu, yang benar adalah kita mempercayai, waspada dan selalu berhati-hati dari segala macam fitnah yang telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW
0 Response to "Sikap Seorang Muslim Ketika Menghadapi Fitnah"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"