KISAH NABI Sulaiman memang menggetarkan. Bagaimana tidak? Kekuasaannya membentang dari ujung timur sampai ujung barat. Menguasai manusia, hewan dan jin. Bukan hanya itu, beliau pun mampu berbicara dengan makhluk-makhluk tersebut. Teknologi yang ada di zamannya pun sampai sekarang belum sanggup dibuat. Real Time Delivery, pengiriman barang secara sekejap, masih terkurung dalam film fiksi startrek. Ketika Nabi Sulaiman menanyakan kesanggupan pasukannya untuk memindahkan secara fisik singgasana Ratu Balqis, seorang yang berilmu dari kalangan prajurit Nabi Sulaiman, mampu memindahkannya hanya dengan sekejap mata. Beliau mendapatkan kekuasaan sebesar itu atas izin dan rahmat Allah, setelah meminta dengan doa yang tidak pernah diucapkan oleh orang sebelumnya. "Ya Allah, berikanlah kerajaan yang tidak akan diberikan kepada seorangpun setelahku"
Namun, ada fakta menarik yang diungkapkan Al-Qur'an mengenai proses permintaan dan dikabulkannya doa itu. Sebelum doa itu dipanjatkan, Nabi Sulaiman disebutkan terkesima dan terlena akan "kebaikan" dunia. Dalam hal ini adalah kuda. Saking takjubnya beliau akan kuda tersebut, sampai melalaikan dari mengingat Allah. Firman Allah : “Maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan” (QS Shad [38]:32)
Allah menyebut kuda tersebut dengan kata "khoir" yang artinya kebaikan. Sehingga jelas, bahwa beliau adalah orang yang dijaga. Kesukaan beliau adalah kebaikan bukan kemaksiatan. Sesuatu yang wajar. Namun, sesuatu yang wajar jika menjadi sebab akan kelalaian kepada Allah maka kebaikan itupun berubah menjadi kesalahan dan dosa. Setelah sadar akan kesalahannya, Nabi Sulaiman tidak berhenti sampai disitu. Beliau juga membunuh kuda tersebut dan membunuh rasa suka sampai hatinya tidak lagi condong kepada "kebaikan" dunia tersebut. Syahwatnya terhadap dunia sudah dibunuhnya, hingga beliau menjadi barisan nabi sholeh yang hanya condong kepada Allah saja. (QS 38:33-34)
Setelah prosesi taubat itulah, beliau memohon doa kekuasaan yang tiada banding. Terlihat jelas dari urutan doa beliau yang mendahulukan permohonan ampun daripada kekuasaan.
Apa Hikmahnya?
Pertama, dunia sebagaimanapun baiknya, jika menjadi sebab kelalaian (pribadi maupun jamaah),
maka ia menjadi jalan kesalahan dan dosa yang harus dijauhi.
maka ia menjadi jalan kesalahan dan dosa yang harus dijauhi.
Kedua, zuhud terhadap dunia adalah akhlaq para nabi dan orang shaleh. Mereka telah membuang dunia dalam hatinya, hingga Allah berkenan menitipkan dunia dalam tangannya.
Ketiga, kekuasaan diberikan kepada orang beriman atas izin Allah, namun setelah kepribadian zuhud
menjadi hiasan baginya.
Keempat, istana dan kerajaan yang diberikan Allah kepada nabi Sulaiman merupakan bukti bahwa
kekayaan tidak bisa menjadi penilaian atas isi hati seseorang. Zuhud adalah amalan hati. Ia bisa saja
memiliki kekayaan melimpah ruah, disaat yang sama hatinya telah zuhud memilih Allah di atas segalanya. [al-izzah online]
Ketiga, kekuasaan diberikan kepada orang beriman atas izin Allah, namun setelah kepribadian zuhud
menjadi hiasan baginya.
Keempat, istana dan kerajaan yang diberikan Allah kepada nabi Sulaiman merupakan bukti bahwa
kekayaan tidak bisa menjadi penilaian atas isi hati seseorang. Zuhud adalah amalan hati. Ia bisa saja
memiliki kekayaan melimpah ruah, disaat yang sama hatinya telah zuhud memilih Allah di atas segalanya. [al-izzah online]
0 Response to "Ibroh Nabi Sulaiman AS: Bunuh Kuda, Diberi Istana"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"