Gaza, Bumi Allah Terbaik

Gaza, Bumi Allah Terbaik
Ismail Haniya dan Kholid Meshaal
ketika merayakan ulang tahun Hamas di Kota Gaza
SETIAP sesuatu pasti ada puncaknya, yang terbaik di antara yang terbaik. Dan untuk bumi Allah, tak ada tempat terbaik saat ini, kecuali Gaza. Dialah puncak dari semua tempat terbaik di muka bumi. Dia menjadi mulia karena di dalamnya ada aktivitas jihad, yang merupakan puncak dari Islam. Kota itu setiap hari selalu dalam siaga perang. Hampir setiap hari ada saja berita warga yang syahid. Setiap malamnya bertugas pasukan yang menjaga perbatasan dari musuh zionis.
 
Kehidupan jihad itu yang membedakan penduduk Gaza dengan penduduk kota lain di seluruh negeri Islam. Mereka dengan kesadaran penuh, selalu siap menyongsong kematian. Sama saja bagi mereka, mati di tempat tidur atau mati diserang Israel. Semua sudah ditakdirkan Allah. Kemuliaan jihad itu akhirnya menyebar dalam berbagai kehidupan positif mereka. Saat azan zuhur, Al-Izzah mengunjungi masjid terbesar di kota Gaza, masjid Umary. Dan subhaanallah, jamaah masjid tersebut membludak penuh, seakan diadakan sholat jumat. Dan itu terjadi di semua masjid, di setiap waktu sholat.  Dampak kebaikan itu bukan hanya dari sisi ibadah, kebersihan kota dan kerapihan penampilan para penduduknya juga menjadi nilai tambah dari kota ini.

Sudut Kota Penuh Hamasah
Di setiap sudut jalan kota Gaza selalu ada spanduk dan baliho bergambarkan foto tokoh. Mirip dengan di Indonesia, foto-foto tersebut terpampang di tepi-tepi jalan. Bedanya dengan di Indonesia,setiap foto yang terpajang di Gaza, sudah  orang tersebut sudah tiada, sudah syahid dan menjadi pahlawan Gaza. Foto-foto itu mewakili ruh jihad rakyat Gaza. Saya jadi teringat saat di bangku sekolah dulu. Di ruang-ruang sekolah selalu terpampang foto-foto pahlawan, mulai dari Sabang sampai Merauke. Bangga rasanya memiliki pahlawan seperti mereka. Setiap 17 Agustus, seakan mereka hidup kembali dalam jiwa anak-anak saya. Walaupun mereka sudah wafat ratusan tahun lalu.
 
Jika jaraknya dengan pahlawan nasional beratus tahun itu saja sudah terasa semangat patriotismenya, apatah lagi warga Gaza, yang jarak antara para pahlawan syahid itu amatlah dekat. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak muda yang tergabung dalam barisan Izzuddin Al- Qossam. Sayap militer Hamas yang dipersiapkan untuk menjaga kota Gaza dari serangan Israel.
 
Izzuddin Al-Qossam
Salah satu informasi andalan yang dikejar Al-Izzah adalah tentang Izzuddin Al-Qossam. Sayang, terlalu sedikit yang bisa didalami, mengingat pasukan ini sangat disiplin menjaga rahasia. Akhirnya, informasi yang didapat adalah yang secara umum sudah beredar di tengah masyarakat.  Saat Al-Izzah mengunjungi rumah syaikh Mahmud Zahhar, mantan Menteri Luar Negeri Palestina, kebanggaan akan izzuddin Al-Qossam sangat terasa. Anak beliau, Mahmud telah syahid dalam sebuah misi ..... menjaga gaza dari serangan zionis Yahudi. Di pintu masuk rumah beliau, terpampang foto anaknya yang syahid. Begitu juga di ruang pertemuan, di belakang tempat duduk beliau dan di ruang-ruang lain di rumah tokoh Hamas paling dicari itu. Beliau menenteng sebuah senjata api, seraya berkata "ini adalah senjata yang dipakai anak saya saat beliau syahid" serunya tanpa ada nada penyesalan sedikitpun.

Bagaimana tidak? Anaknya sudah dijamin syurga. Anak beliau termasuk salah satu dari anggota Izzuddin al-Qossam. Orang baru mengenalnya setelah beliau syahid. Saat masih bertugas, tidak ada siapapun yang tahu, Mahmud termasuk anggota pasukan elit tersebut. Siangnya seperti biasa, melakukan aktivitas rakyat layaknya warga Gaza lainnya. Namun, malamnya dia berubah menjadi pasukan pembela Islam paling ditakuti Yahudi. 

Pasukan Izzuddin al-Qossam dibentuk melalui perekrutan yang amat ketat dan rahasia. Salah satu syarat untuk bergabung dengan pasukan ini adalah selalu sholat subuh berjamaah di masjid dan interaksi terbaiknya dengan Al-Qur'an, baik tilawah maupun hafalan. Siangnya mereka beraktivitas seperti biasa, berbaur dengan masyarakat dan tidak ada orang yang bisa menyangka. Ada yang teknisi, advokat, dokter, pedagang juga guru dan dosen. Malamnya mereka dipersenjatai dengan berbagai peralatan militer yang sederhana, namun mematikan. Mereka sudah mampu membuat bazooka, granat, ranjau, bahkan rudal. Izzuddin Al-Qossam tidak digaji, mereka melakukan semuanya karena Allah. Tak jarang, mereka menggunakan dananya sendiri untuk biaya operasional sampai membuat senjata. 

Mereka berjaga 24 jam berganti-ganti, memastikan Gaza steril dari Yahudi dan bersiap menghadapi serangan dari musuh Allah itu. Mereka melakukan hal demikian, karena mengetahui keutamaan jihad fii sabiilillah. Menjaga perbatasan bumi Islam dari serangan musuh memiliki posisi jihad tersendiri dalam Islam.

Ribath Fii Sabiilillah
Aktivitas siaga dan berjaga-jaganya Izzuddin Al- Qossam dalam Islam disebut "Ribath". Dan ribath adalah puncak dari jihad. Jika Gaza tertidur, Zionis pasti menyerang dan mengambil bumi itu untuk kembali dijajahnya. Hal tersebut tertuang dalam protokol zionis yang ingin merebut semua wilayah Palestina. Begitu juga jika Zionis tertidur, pasukan Izzuddin siap merangsek masuk ke wilayah Israel.

Tentang keutamaan ribath ini, imam Ibnu Taimiyah sampai mengatakan, "Ribath di jalan Allah jauh lebih mulia daripada mengunjungi Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa". Tidak ada perbedaan pandangan para ulama tentangnya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah, "Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah" [At-Taubah (9):19]
 
Nabi SAW bersabda, "Ribath sehari, lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya" (HR. Bukhori)

Ribath itulah yang menjadi kemuliaan kota ini. Allah dan Rasul-Nya yang menjamin kemuliaannya. Al-Izzah merasakan sendiri betapa kota ini berbeda dengan kota Islam lain. Jamaah masjid yang penuh, jalanan bersih minim sampah walaupun terhias puing-puing korban perang, kesantunan bahasa dan kerapihan penampilan warganya. Padahal mereka sedang berjihad. Benarlah, kebaikan menyebar dalam semua sudut kehidupan mereka. Inilah jihad yang menghasilkan kehidupan positif. Dan itu semua ada di Gaza. [Al-Izzah online]

0 Response to "Gaza, Bumi Allah Terbaik"

Posting Komentar

Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...