Beginilah Mereka Berjamaah

 
Taat Pada Keputusan Pemimpin
Alhakim mentakhrij dari Abdullah bin Buraidah, dia berkata, “Rasulullah saw menunjuk Amr bin Ash menjadi komandan pasukan dalam perang Dzatus Salasil, yang diantara mereka juga ada Abu Bakar dan Umar. Ketika mereka tiba di tempat pertempuran, Amr memerintahkan agar mereka tidak menyalakan api sama sekali. Umar merasa tersinggung dan marah. Maka dia bermaksud hendak menemui Amr. Namun Abu Bakar melarangnya, dan menjelaskan kepadanya bahwa Rasullah saw mengangkat Amr sebagai komandan pasukan, karena memang dia mahir dalam masalah peperangan.” Mendengar penjelasan Abu Bakar itu, Umar menjadi tenang.

Mau Mengalah
Urwah bin Zubair ra berkata, “Rasulullah saw mengangkat Amr bin Ash sebagai komandan satuan dalam perang Dzatus Salasil, yang harus masuk ke perbatasan Syam dari arah Bala. Sementara beliau memerintahkan Abdullah untuk menyusul pasukan di bawah komando Amr dari arah Qudha’ah. Melihat jumlah musuh yang terlalu banyak, Amr mengirim utusan pada Rasullah untuk mengirim bala bantuan lagi. Maka beliau mengirim orang-orang Muhajirin yang ada diantara mereka ada Abu Bakar dan Umar. Beliau menunjuk Abu Ubaidah Al Jarrah sebagai komandannya. Ketika satuan pasukan ini berkumpul dengan pasukan Amr, maka Amr berkata, “Aku adalah komandan kalian saat ini, karena aku mengirim utusan kepada Rasullah saw untu meminta bantuan kalian.”
Orang-orang Muhajirin itu menyahut, “Bolehlah engkau menjadi komandan rekan-rekanmu. Tapi Abu Ubaidah tetap menjadi komandan orang-orang Muhajirin.” Amar menyahut, “Kalian adalah bala bantuan yang kuminta.”
Abu Ubaidah, orang yang dikenal lemah lembut segera menengahi keadaan yang mulai memanas ini dengan berkata, “ Wahai Amr, harap engkau ketahui bahwa pesan terakhir yang disampaikan Rasullah kepadaku ialah, “Jika engkau sudah bertemu rekanmu, maka hendaklah kalian saling patuh mematuhi. Kalau memang engkau tidak mau patuh kepadaku, maka akulah yang akan patuh kepadamu.” Lalu Abu Ubaidah menyerahkan kepemimpinan kepada Amr.

Pemimpin Harus Ditaati
Anas ra berkata, “Seorang pemuka sahabat Nabi saw melarang beberapa hal, seraya berkata “Janganlah kalian mencaci pemimpin-pemimpin kalian, janganlah merepotkan dan membangkang kepada mereka. Bertakwalah kepada Allah, karena kemenangan itu sudah dekat.” (Al-Kanzu 3/168)

Menjaga Lidah di Dekat Pemimpin
Ashim bin Muhammad mengatakan, “Ada seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Umar, “Kami pernah menghadap pemimpin kami. Lalu kami sepakat untuk mengatakan sesuatu yang berbeda jika kami tidak ada lagi di hadapannya.” Ibnu umar berkata,” Kami menganggap yang demikian itu termasuk kemunafikan.”

Mengatakan yang benar di hadapan pemimpin
Ibrahim bin Atha mengatakan, bahwa ayahnya pernah mengatakan: “Ziyad atau Ibnu Ziyad pernah mengutus Imran bin Hushain ra untuk mengumpulkan zakat dan shadakah. Setelah urusan selesai, dia kembali tanpa membawa sepeser pun. “Mana harta yang engkau kumpulkan?” tanya Ziyad. “Untuk harta itu engkau mengutusku?” Imran balik bertanya. Lalu dia berkata, “Kami mengambil harta itu seperti yang kami lakukan pada zaman Rasulllah saw, dan kami menyalurkannya seperti yang kami lakukan pada zaman beliau.”

*Tarbawi, Edisi 5 Th. I 15 Januari 2000 M / 8 Syawal 1420 H

0 Response to "Beginilah Mereka Berjamaah"

Posting Komentar

Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...