Dengan berdalih menampilkan hasil penelitiannya, Stan Greenberg, Ketua Korps Demokrat Amerika Serikat (AS), sahabat karib konglomerat Indonesia
James Riady yang keduanya juga adalah anggota elit Arkansas Connection,
sebuah organisasi yang sangat berpengaruh di AS, berusaha menipu menipu
publik Indonesia dengan mempromosikan Jokowi berkedok hasil penelitian
lembaga penelitiannya.
Stan
Greenberg mengatakan elektabilitas Jokowi medio September 2013 adalah
sebesar 68 %, sedangkan PDIP meraih elektabilitas 28 %. Greenberg seolah
- olah mendapatkan kesimpulan penelitian, bahwa alasan responden
memilih Jokowi adalah karena Jokowi tokoh yang jujur dan dapat
dipercaya.
Menurut
lembaga survei dan konsultan politik yang dikendalikan Partai Demokrat
AS itu, posisi elektabilitas kedua tertinggi setelah Jokowi adalah
Prabowo Subianto (PS) 15 % dan Aburizal Bakrie (ARB) 11 %.
Sedang elektablilitas parpol, setelah PDIP, disusul Golkar 18 %, Gerindra dan Demokrat yang sama - sama raih 10%.
Prof
Dr Iberamsyah, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) yang mengikuti
presentasi tersebut beberapa bulan lalu, mengatakan hasil survei tidak
terlalu mengagetkan, karena sudah tercermin dari hasil sejumlah lembaga
survei selama ini. Ketika itu, posisi Stan Greenberg belum diketahui
publik sebagai konsultan politik dan otak rekayasa popularitas dan
elektabilitas palsu untuk Jokowi.
“Presentasi
pekan lalu, tidak dilaksanakan secara terbuka, karena survey ini
merupakan pesanan sebuah lembaga, bukan inisiatif Stan Greenberg,” ujar
Iberamsyah pada akhir September 2013 lalu.
Persoalan yang mencuat saat ini adalah keraguan masyarakat luas terhadap seluruh hasil survey, polling
atau jajak pendapat bilamana terkait dengan Jokowi. Runtuhnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survey yang menilai Jokowi
disebabkan oleh fakta bahwa Stan Greenberg sudah diketahui masyarakat
luas sebagai dalang dari seluruh rekayasa popularitas dan elektabilitas
Jokowi.
Semua
hasil survey, polling, jajak pendapat dan penilaian terhadap Jokowi
adalah palsu belaka (hasil rekayasa) dan diragukan keabsahannya.
Masyarakat menilai, pengumuman hasil survey, polling, jajak pendapat dan
lain lain terhadap Jokowi hanyalah merupakan hasil rekayasa (dibuat -
buat) untuk menggiring opini dan membentuk persepsi publik seputar
kehebatan Jokowi.
Di
samping itu, fakta mengenai kinerja Jokowi yang buruk, tercermin dari
kegagalan Jokowi menyerap anggaran APBD secara maksimal (hanya 55%,
terendah dari seluruh propinsi di Indonesia), mandeknya program -
program pembangunan daerah, serta ketidakmampuan Jokowi memenuhi janji -
janji kampaye yang diucapkannya pada saat Pilkada tahun 2012 lalu.
Bencana
banjir besar di Jakarta dan kemacetan lalu lintas yang semakin parah,
menyebabkan penilaian rakyat Jakarta semakin negatip terhadap kinerja
Jokowi. Hasilnya, popularitas Jokowi di tengah - tengah masyarakat
semakin tenggelam.
Sementara itu Ketua Umum PDIP, melalui tayangan 'Mata Najwa' di Metro TV
Rabu (22/1), menegaskan PDIP tidak akan mencalonkan Jokowi sebagai
calon presiden dan memintanya untuk fokus menyelesaikan tugas sebagai
Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun penuh.
http://www.asatunews.com/berita-18743-rekayasa-popularitas-elektabilitas-palsu-jokowi-terbongkar.html#.UubkjdrnvlY.twitter
Casino Online NJ ᐈ Download $10 free No Deposit Bonus - JS Hub
BalasHapusCasino Online 파주 출장안마 NJ · 양주 출장샵 BetMGM Casino · Barstool Sportsbook 사천 출장안마 · Caesars Casino · 메이저 토토 사이트 Golden Nugget · SugarHouse Casino · BetMGM Casino. 경상남도 출장샵