Rasulullah pernah menyampaikan bahwa setiap mukmin itu seperti lebah
sebagaimana dalam hadits berikut, “Orang beriman itu seperti lebah: hanya memakan
makanan yang bersih, mengeluarkan yang bersih, hinggap di tempat yang bersih, dan tidak
merusak tempat yang dihinggapi,” (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Bazzar).
Coba kita perhatikan, lalat adalah serangga yang akan mudah kita temukan di tempat
yang kotor, tempat sampah dan tempat yang berbau busuk. Sedangkan lebah, selalu berada di
tempat yang terpilih. Ia mendekati bunga-bunga, atau buah-buahan atau tempat-tempat yang
bersih yang mengandung madu. Maka sejatinya, seorang mukmin pun harus begitu. Selalu
berada di tempat yang membuatnya menjadi lebih baik dan kemudian menyebarkan kebaikan.
Apa yang ia masukkan ke mulutnya hanyalah kebaikan, apa yang ia dengar juga kebaikan,
dan apa yang ia lihat adalah kebaikan. Sehingga tempat yang disinggahi setiap mukmin
tersebut merasakan manfaat.
Selain itu kita tahu madu adalah produk istimewa lebah. Ia memiliki banyak khasiat
bagi manusia. Maka, seharusnya setiap mukmin pun begitu. Ia memiliki produtivitas dalam
berkarya dan kebaikan untuk kemanusiaan. Melakukan kesalehan ritual dan sosial.
Lebah juga pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”),
lebah pekerja membersihkan sarangnya untuk telur baru. Dan, setelah telur itu berumur tiga
hari, ia memberi makan larva dengan membawakan serbuk madu. Maka, begitulah juga
seorang mukmin. Hari-harinya penuh semangat berkarya. Lebah juga hidup dalam koloni besar, tidak soliter. Mereka bekerja secara kolektif
dengan tugas masing-masing. Ketika mendapatkan sumber sari madu mereka memanggil
teman-temannya untuk menghisap bareng-bareng. Begitu pula ketika ada bahaya, seekor
lebah akan mengeluarkan feromon, zat kimia yang dikeluarkan untuk mengundang temantemannya untuk membantu. Nah, seharunya setiap mukmin pun begitu dalam hidup saling
membantu, bagaikan satu shaf seperti dalam firmannya di surat al-shaff ayat empat.
Lebah juga tidak akan melukai jika tidak diganggu. Dia akan menyengat jika ada yang
mengganggunya atau terancam. Dan untuk mempertahankan diri, mereka rela mati dengan
melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Maka, begitu pula seharusnya mukmin,
tidak mencari musuh, dan melakukan pertahanan diri jika diganggu.
Hal ini terdapat dalam buku karya Muslich Taman di halaman 75-79. Selain kisah ini
buku ini juga terdapat 49 kisah lainnya yang menghangatkan jiwa. Ada kisah Rasulullah
yang datang terlambat ke masjid saat shalat shubuh dan membawa berita tentang kafarat. Ada
pula kisah tentang Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang tahan terhadap godaan iblis. Kesemua
kisah dalam buku 196 halaman ini sangat menyentuh jiwa serta menghangatkannya. Tak
salah jika ini saya rekomendasikan bagi Anda untuk turut membaca dan mengambil
manfaatnya. Selamat membaca
sebagaimana dalam hadits berikut, “Orang beriman itu seperti lebah: hanya memakan
makanan yang bersih, mengeluarkan yang bersih, hinggap di tempat yang bersih, dan tidak
merusak tempat yang dihinggapi,” (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Bazzar).
Coba kita perhatikan, lalat adalah serangga yang akan mudah kita temukan di tempat
yang kotor, tempat sampah dan tempat yang berbau busuk. Sedangkan lebah, selalu berada di
tempat yang terpilih. Ia mendekati bunga-bunga, atau buah-buahan atau tempat-tempat yang
bersih yang mengandung madu. Maka sejatinya, seorang mukmin pun harus begitu. Selalu
berada di tempat yang membuatnya menjadi lebih baik dan kemudian menyebarkan kebaikan.
Apa yang ia masukkan ke mulutnya hanyalah kebaikan, apa yang ia dengar juga kebaikan,
dan apa yang ia lihat adalah kebaikan. Sehingga tempat yang disinggahi setiap mukmin
tersebut merasakan manfaat.
Selain itu kita tahu madu adalah produk istimewa lebah. Ia memiliki banyak khasiat
bagi manusia. Maka, seharusnya setiap mukmin pun begitu. Ia memiliki produtivitas dalam
berkarya dan kebaikan untuk kemanusiaan. Melakukan kesalehan ritual dan sosial.
Lebah juga pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”),
lebah pekerja membersihkan sarangnya untuk telur baru. Dan, setelah telur itu berumur tiga
hari, ia memberi makan larva dengan membawakan serbuk madu. Maka, begitulah juga
seorang mukmin. Hari-harinya penuh semangat berkarya. Lebah juga hidup dalam koloni besar, tidak soliter. Mereka bekerja secara kolektif
dengan tugas masing-masing. Ketika mendapatkan sumber sari madu mereka memanggil
teman-temannya untuk menghisap bareng-bareng. Begitu pula ketika ada bahaya, seekor
lebah akan mengeluarkan feromon, zat kimia yang dikeluarkan untuk mengundang temantemannya untuk membantu. Nah, seharunya setiap mukmin pun begitu dalam hidup saling
membantu, bagaikan satu shaf seperti dalam firmannya di surat al-shaff ayat empat.
Lebah juga tidak akan melukai jika tidak diganggu. Dia akan menyengat jika ada yang
mengganggunya atau terancam. Dan untuk mempertahankan diri, mereka rela mati dengan
melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Maka, begitu pula seharusnya mukmin,
tidak mencari musuh, dan melakukan pertahanan diri jika diganggu.
Hal ini terdapat dalam buku karya Muslich Taman di halaman 75-79. Selain kisah ini
buku ini juga terdapat 49 kisah lainnya yang menghangatkan jiwa. Ada kisah Rasulullah
yang datang terlambat ke masjid saat shalat shubuh dan membawa berita tentang kafarat. Ada
pula kisah tentang Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang tahan terhadap godaan iblis. Kesemua
kisah dalam buku 196 halaman ini sangat menyentuh jiwa serta menghangatkannya. Tak
salah jika ini saya rekomendasikan bagi Anda untuk turut membaca dan mengambil
manfaatnya. Selamat membaca
Judul: Ketika Rasul Bangun Kesiangan
Penulis: Muslich Taman
Penerbit: Zaman
Tahun Terbit: April, 2010
Jumlah Halaman: 196 halaman
ISBN: 978-979-024-250-0
Penulis: Muslich Taman
Penerbit: Zaman
Tahun Terbit: April, 2010
Jumlah Halaman: 196 halaman
ISBN: 978-979-024-250-0
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/06/06/34592/mari-berguru-pada-lebah/#ixzz2VTrp1Gq8
0 Response to "Mari Berguru Pada Lebah"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"