Serang - Dana pemeliharaan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten yang terletak di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) dipertanyakan sejumlah pihak.
Gedung yang resmi dibangun pada tahun 2003 dan selesai pada tahun 2006 tersebut hingga saat ini belum tersentuh perawatan. Akibatnya gedung yang menghabiskan anggaran Rp106 miliar tersebut sudah mengalami kerusakan parah.
“Sejak awal pembangunan Gedung DPRD Banten itu sudah sarat dengan persoalan. Gedung mahal itu terkesan dibiarkan rusak karena dana perawatan tidak jelas penggunaannya,"ujar Ketua Banten Culture Center (BCC), Muhamad Muslim di Serang, Senin (24/6).
Menurut Muslim, Gedung DPRD Banten sebenarnya merupakan representasi dari rumah rakyat. Namun ironis, gedung yang dibangun dengan dana ratusan miliar tersebut kondisinya sudah lapuk. Plafon gedung tersebut mulai keropos dan jebol. Bahkan toilet hampir seluruhnya tak berfungsi.
“Yang bekerja di gedung dewan itu adalah wakil rakyat yang berpenampilan mewah, berjas dan berdasi. Namun toilet gedung yang kotor dan bau adalah fakta yang sangat kontradiktif dengan penampilan luar para anggota dewan. Sungguh sangat memalukan. Kita patut mempertanyakan anggaran perawatan gedung selama ini digunakan untuk apa? Apakah dana itu masuk ke kantong pejabat Setwan, atau wakil rakyat yang di sana," tegas Muslim.
Sementara itu, Ketua DPRD Banten, Aeng Haerudin ketika ditanya terkait jumlah anggaran yang digunakan untuk perawatan gedung dewan tersebut, mangatakan tidak tahu. Namun ia mengakui bahwa jumlah anggarannya terbilang cukup besar untuk perawatan gedung selama satu tahun.
"Untuk perawatan dan kebersihan gedung sudah ditenderkan ke pihak ketiga. Jumlah pastinya saya tidak tahu persis itu ranahnya eksekutif. Coba tanya saja ke Sekwan," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bagian Umum, Sekterariat DPRD Banten, Deni Hermawan mengatakan, untuk melakukan perbaikan atau rehabilitasi total gedung tersebut akan dilakukan pada APBD murni tahun 2014 mendatang. Sementara untuk perubahan 2013 nanti hanya rehab ringan.
"Saat ini kami sedang memperbaiki dua toilet dari pergeseran anggaran sekat ruang serba guna," kata Deni.
Deni menjelaskan untuk rehab total gedung tersebut, pihaknya dibantu dengan tim teknis dari Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman (SDAP) Banten guna menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan untuk rehab total yang direncananya tahun 2014 mendatang.
"Dinas SDAP sangat tahu proses pembangunan gedung dewan. Makanya kami meminta bantuan teknis untuk rehab nanti,"katanya.
Deni mengaku tidak tahu terkait dana pemeliharaaan gedung dewan selama ini. Karena dirinya menduduki posisi Kabag Umum di Setwan Banten baru tiga bulan terakhir . “Saya secara pribadi tidak mengetahui anggaran pemeliharaan gedung selama ini,” ujarnya singkat.
Sedangkan Kasubag Perlengkapan Setwan Banten, Ibud Sihabudin menambahkan, anggaran perawatan gedung DPRD Banten hanya pada bidang jasa cleaning service. Sementara untuk pemeliharaan gedung, hanya penyekatan-penyekatan yang anggarannya pun minim.
"Untuk anggarannya yang pasti saya lupa, dan untuk fisik ringan, penyekatan-penyekatan ruang itu hanya sekitar Rp100juta. Untuk tahun 2013 anggaran penyekatan di Dokumen Pelaksaan Anggaran (DPA) murni digeser untuk memperbaiki dua toilet di gedung dewan. Kedua toilet yang diperbaiki itu berada di lantai bawah; dengan satu toilet anggarannya Rp100 juta," jelasnya.
Berdasarkan pantuan, kerusakan Gedung DPRD Banten sudah sangat parah. Kerusakan yang terjadi sebagaian besar terjadi pada plafon yang ambruk akibat tidak tahan air hujan dari atap yang bocor, seperti di lantai dua di atas tangga menuju ruangan Fraksi Demokrat. Plafon yang baru diperbaiki sekitar satu bulan yang lalu itu, ambrol. Begitu juga dengan plafon dekat kamar kecil menuju ruang fraksi tersebut. Plafon dekat tangga menuju ruangan Fraksi Golkar juga ambrol, meski kerusakannya tidak separah plafon arah menuju Fraksi Demokrat.
Sedangkan kebocoran di ruangan Fraksi PKB dan Fraksi Gerindra yang sudah lama terjadi dan belum diperbaiki kini bertambah parah. Termasuk di ruangan Fraksi PDIP dan tangga depan Komisi IV.
Ruangan Ketua Fraksi Golkar juga mengalami nasib serupa, temboknya rembes kena air hujan, sehingga karpet lantai basah hingga menimbulkan aroma kurang sedap. Tak hanya itu, saat hujan datang, seluruh lantai gedung DPRD Banten di beberapa tempat di penuhi genangan air dari langit-langit yang bocor. Seperti di salah satu sudut ruangan Fraksi PKS yang juga bocor dan menyebabkan lantai tergenang air. Sementara di lantai tiga, atap bekas ruangan badan anggaran yang kini dibiarkan kosong juga ambruk. Ambruknya atap ruang tersebut terjadi dua kali.
Di bagian lain, hampir 20 toilet di gedung dewan terawat sehingga mengeluarkan bau pesing. Tak sedikit tulisan "Maaf Tidak Ada Air Coy", "Closed rusak", menempel di punggung kursi di depan WC. Bahkan tak sedikit daun pintu toilet macet.
Gedung yang resmi dibangun pada tahun 2003 dan selesai pada tahun 2006 tersebut hingga saat ini belum tersentuh perawatan. Akibatnya gedung yang menghabiskan anggaran Rp106 miliar tersebut sudah mengalami kerusakan parah.
“Sejak awal pembangunan Gedung DPRD Banten itu sudah sarat dengan persoalan. Gedung mahal itu terkesan dibiarkan rusak karena dana perawatan tidak jelas penggunaannya,"ujar Ketua Banten Culture Center (BCC), Muhamad Muslim di Serang, Senin (24/6).
Menurut Muslim, Gedung DPRD Banten sebenarnya merupakan representasi dari rumah rakyat. Namun ironis, gedung yang dibangun dengan dana ratusan miliar tersebut kondisinya sudah lapuk. Plafon gedung tersebut mulai keropos dan jebol. Bahkan toilet hampir seluruhnya tak berfungsi.
“Yang bekerja di gedung dewan itu adalah wakil rakyat yang berpenampilan mewah, berjas dan berdasi. Namun toilet gedung yang kotor dan bau adalah fakta yang sangat kontradiktif dengan penampilan luar para anggota dewan. Sungguh sangat memalukan. Kita patut mempertanyakan anggaran perawatan gedung selama ini digunakan untuk apa? Apakah dana itu masuk ke kantong pejabat Setwan, atau wakil rakyat yang di sana," tegas Muslim.
Sementara itu, Ketua DPRD Banten, Aeng Haerudin ketika ditanya terkait jumlah anggaran yang digunakan untuk perawatan gedung dewan tersebut, mangatakan tidak tahu. Namun ia mengakui bahwa jumlah anggarannya terbilang cukup besar untuk perawatan gedung selama satu tahun.
"Untuk perawatan dan kebersihan gedung sudah ditenderkan ke pihak ketiga. Jumlah pastinya saya tidak tahu persis itu ranahnya eksekutif. Coba tanya saja ke Sekwan," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bagian Umum, Sekterariat DPRD Banten, Deni Hermawan mengatakan, untuk melakukan perbaikan atau rehabilitasi total gedung tersebut akan dilakukan pada APBD murni tahun 2014 mendatang. Sementara untuk perubahan 2013 nanti hanya rehab ringan.
"Saat ini kami sedang memperbaiki dua toilet dari pergeseran anggaran sekat ruang serba guna," kata Deni.
Deni menjelaskan untuk rehab total gedung tersebut, pihaknya dibantu dengan tim teknis dari Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman (SDAP) Banten guna menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan untuk rehab total yang direncananya tahun 2014 mendatang.
"Dinas SDAP sangat tahu proses pembangunan gedung dewan. Makanya kami meminta bantuan teknis untuk rehab nanti,"katanya.
Deni mengaku tidak tahu terkait dana pemeliharaaan gedung dewan selama ini. Karena dirinya menduduki posisi Kabag Umum di Setwan Banten baru tiga bulan terakhir . “Saya secara pribadi tidak mengetahui anggaran pemeliharaan gedung selama ini,” ujarnya singkat.
Sedangkan Kasubag Perlengkapan Setwan Banten, Ibud Sihabudin menambahkan, anggaran perawatan gedung DPRD Banten hanya pada bidang jasa cleaning service. Sementara untuk pemeliharaan gedung, hanya penyekatan-penyekatan yang anggarannya pun minim.
"Untuk anggarannya yang pasti saya lupa, dan untuk fisik ringan, penyekatan-penyekatan ruang itu hanya sekitar Rp100juta. Untuk tahun 2013 anggaran penyekatan di Dokumen Pelaksaan Anggaran (DPA) murni digeser untuk memperbaiki dua toilet di gedung dewan. Kedua toilet yang diperbaiki itu berada di lantai bawah; dengan satu toilet anggarannya Rp100 juta," jelasnya.
Berdasarkan pantuan, kerusakan Gedung DPRD Banten sudah sangat parah. Kerusakan yang terjadi sebagaian besar terjadi pada plafon yang ambruk akibat tidak tahan air hujan dari atap yang bocor, seperti di lantai dua di atas tangga menuju ruangan Fraksi Demokrat. Plafon yang baru diperbaiki sekitar satu bulan yang lalu itu, ambrol. Begitu juga dengan plafon dekat kamar kecil menuju ruang fraksi tersebut. Plafon dekat tangga menuju ruangan Fraksi Golkar juga ambrol, meski kerusakannya tidak separah plafon arah menuju Fraksi Demokrat.
Sedangkan kebocoran di ruangan Fraksi PKB dan Fraksi Gerindra yang sudah lama terjadi dan belum diperbaiki kini bertambah parah. Termasuk di ruangan Fraksi PDIP dan tangga depan Komisi IV.
Ruangan Ketua Fraksi Golkar juga mengalami nasib serupa, temboknya rembes kena air hujan, sehingga karpet lantai basah hingga menimbulkan aroma kurang sedap. Tak hanya itu, saat hujan datang, seluruh lantai gedung DPRD Banten di beberapa tempat di penuhi genangan air dari langit-langit yang bocor. Seperti di salah satu sudut ruangan Fraksi PKS yang juga bocor dan menyebabkan lantai tergenang air. Sementara di lantai tiga, atap bekas ruangan badan anggaran yang kini dibiarkan kosong juga ambruk. Ambruknya atap ruang tersebut terjadi dua kali.
Di bagian lain, hampir 20 toilet di gedung dewan terawat sehingga mengeluarkan bau pesing. Tak sedikit tulisan "Maaf Tidak Ada Air Coy", "Closed rusak", menempel di punggung kursi di depan WC. Bahkan tak sedikit daun pintu toilet macet.
sumber : beritasatu.com
0 Response to "Dana Pemeliharaan Gedung DPRD Banten Dipertanyakan"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"