Jika
ada yang mencaci maki diri kita, berbahagialah. Sebab saat ini justru
orang-orang BESAR dengan AMAL BESAR yang terus menerus dihujani cacian
dan fitnah. Moursi+IM+Salafy di Mesir begitu tak ada nilainya di hadapan
orang-orang SEKULER+LIBERAL+MUSLIM AMBIGU. Termasuk di antaranya hinaan
HT Internasional kepada Moursi yang menjulukinya "punakawan AS dan
Israel". Bahkan, saat Syaikh Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyampaikan
teori Tadarruj dalam Perjuangan Penerapan Syariat, hinaan kepada Ulama
yang Ilmu dan Amalnya diakui tidak terlepas dari caci maki (bukan
kritik). Di level ASEAN, Prof.DR. Ing. BJ. Habiebie, manusia CERDAS tak
lupa dari caci maki dan fitnah. Namun ternyata, orang yang mencaci
maki dan menebar FITNAH, hanyalah orang-orang yang ingin nampak EKSIS.
Seperti pepatah Arab, jika ingin terkenal, maka kencingilah Ka'bah.
Kelugasan sikap dan sosok KENEGARAWANAN justru ditampakkan tokoh-tokoh
BESAR seperti Moursi+IM+Salafy. Mereka benar-benar memahami filosofis,
"Kalau ada yang menghina Anda, anggap aja sebagai sebuah pujian, bahwa dia berjam-jam memikirkan Anda, sedangkan Anda tidak sedetik pun memikirkan dia,"
So, mari kita beri ruang bagi kawan-kawan yang HOBYnya caci maki dan
menebar FITNAH, agar EKSIS. Toch, caci maki dan fitnah mereka tak akan
berdampak apapun selain seperti orang meludahi matahari, bau dan
kotornya ludah akan kembali mengotori dirinya.
#Muhasabah, nikmatnya DICACI dan BAHAGIA di HINA.#
0 Response to "Meludahi Matahari"
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan Anda "PKS Petiir--Dari Pelosok Banten Bekerja Membangun Indonesia Tercinta"